Sutra tidak hanya berasal dari ulat sutra.
Laba-laba predator mengubah sutra menjadi kepompong dan jaring untuk menangkap mangsanya, sementara cacing sutera hanya menggunakan sutranya untuk kepompong. Dua spesies yang sangat berbeda ini menghasilkan serat yang kuat, serbaguna, elastis dan ringan. Kedua jenis sutra ini memiliki banyak kegunaan potensial di bidang militer dan medis. Perbedaan antara laba-laba sutera dan sutera cacing telah mengilhami penelitian ilmiah terhadap benang yang diproduksi oleh hewan ini.
Perbedaan Ketebalan
Perbedaan dalam ketebalan kedua jenis benang sutera ini berbanding terbalik dengan kekuatannya. Cacing membuat sutra dengan ketebalan yang konsisten, sementara laba-laba menghasilkan beberapa jenis sutra dengan ketebalan yang bervariasi. Ulat sutera 10 kali lebih tebal dari sutra laba-laba, dengan diameter rata-rata 0, 03 inci. Pengukuran sutra laba-laba bervariasi dari 0, 00012 hingga 0, 00032 inci. Laba-laba menggunakan katup di lehernya untuk mengatur ketebalan sutra.
Perbedaan Kekuatan
Meskipun kedua jenis sutera sangat ringan dan kuat untuk ukuran dan ketebalannya, sutera laba-laba jauh lebih kuat daripada sutera cacing. Para ilmuwan memperkirakan laba-laba sutera setidaknya dua kali lebih kuat dari jenis yang dibuat oleh ulat sutra. Sutera laba-laba sangat elastis dan lebih kuat dari pada Kevlar dan baja, tidak ada satupun yang bisa meregang. Faktor-faktor yang menjelaskan berbagai pendapat ilmiah tentang kekuatan sutera laba-laba mudah dijelaskan. Ketika sutera laba-laba menyerap air, ia menjadi kurang rapuh dan lebih elastis. Pengukuran yang dilakukan pada berbagai tingkat kelembaban memperhitungkan hasil yang berbeda.
Perbedaan dalam Produksi
Perbedaan dalam produksi sutra laba-laba dan cacing berkisar dari teknik fisik hingga masalah ekonomi dan bahkan hak-hak hewan. Sutra cacing diproduksi oleh ulat ngengat sutra (Bombyx mori), yang telurnya menetas menjadi larva yang masing-masing memutarkan satu mil benang sutra terus menerus menjadi kepompong. Petani sutera memanaskan kepompong ini untuk membunuh ulat sutera dan memanen benang tipis. Laba-laba melepaskan sutra dari kelenjar perut. Kain sutra sepanjang 11 kaki yang dibuat oleh lebih dari 1 juta laba-laba bola emas liar dari Madagaskar membutuhkan 70 pekerja selama empat tahun untuk membuatnya. Waktu ini termasuk koleksi laba-laba, yang diberi makan jangkrik, tidak dirugikan selama panen dan kemudian dilepaskan. Produksi komersial laba-laba sutera sulit karena laba-laba menghasilkan sangat sedikit sutera pada suatu waktu, dan makhluk teritorial ini tidak dapat hidup bersama tanpa saling membunuh. Aktivis hak-hak hewan keberatan dengan proses produksi ini.
Perbedaan yang Mempengaruhi Penggunaan Medis
Benang sutera yang sangat kuat sangat berguna dalam pengobatan. Ahli bedah dapat membuat jahitan yang unggul dengan bahan ini; membakar pasien di masa depan dapat terhindar dari cangkok kulit yang menyakitkan, semua karena sifat sutra ini. Sutera cacing menyebabkan reaksi dari sistem kekebalan tubuh manusia yang membuatnya kurang cocok untuk keperluan ini; telah diduga menyebabkan serangan asma pada pasien yang sensitif. Sutra laba-laba tidak memiliki kelemahan ini. Sutra laba-laba belum dapat diproduksi dalam jumlah banyak di tabung reaksi. Eksperimen saat ini yang melibatkan tanaman dan hewan yang diubah secara genetik sedang berusaha menghasilkan benang sutera yang cukup untuk keperluan medis.